3-latest-65px

Welcome November, even Without Rain

Daftar Isi [Tampil]

    ilustrasi puisi: november without rain (hope)

    November without Rain (hope)

    Entah mengapa...hingga malam ini berakhir
    Aku masih enggan untuk mengucapkan "Welcome November"
    Aku merasa kecewa, 
    Mengapa November datang terlalu cepat
    Karena cuaca masih terasa panas menyengat 

    Harusnya tadi malam, hujan turun membasahi bumi
    Menemani aku melewati malam nan sepi
    Merajut imajinasi dan intuisi 
    Sambil menikmati panasnya secangkir kopi

    November...,
    harusnya tak sepanas ini,
    Membuat ku gerah hingga kadang lelah
     Tak tahu lagi kemana harus melangkah
    Membuat ku jengah dan ingin menyerah

    Huufftt...
    Rasanya ingin mengulang kembali September yang sedikit ceria
    Atau...
    gak papa lah..kalau harus lebih lama bersama Oktober yang penuh drama
    Bahkan kadang ingin rasanya kembali 
    Menikmati dinginnya hujan di bulan Juni 
    Sebelum Agustus memaksa aku harus pergi meninggalkan kekasihku sendiri

    November... tahu kah kamu...?
    Malam ini aku berharap hujan turun menyapa bumi
    Agar aku kembali merasakan memori indah yang pernah ku lalui
    Ketika rintik gerimis mengalun syahdu
    Mendekap erat lirihnya rintih jiwaku, 
    memeluk sukmaku yang sedang merindu

    November... apalah dayaku,
    Cuaca memang selalu tak menentu
    Aku tak mampu menahan kedatangan mu
    Aku tak sanggup melawan takdir ku 
    Kamu pun tak kuasa terus bersembunyi dan menunggu,
    Hingga hujan menghampirimu, 
    Begitu juga dengan kekasihku

    Meski sedikit berat... 
    Aku harus tetap bersemangat
    Tetap merajut dan merawat mimpi-mimpiku,

    Meski kadang jiwa ini penat dan sekarat
    Sebagai sahabat...Aku akan tetap menyambut mu,
    Dan aku akan tetap menyapamu...

    "Welcome November...Even without Rain"


    Beberapa bait sajak di atas aku tulis pada awal november tahun 2021 yang lalu ketika itu aku merasa waktu begitu cepat berlalu sementara aku merasa masih belum bisa apa-apa, belum bisa meraih apa yang aku impikan, terutama pasca mengalami musibah "kebangkrutan

    Ya, seperti yang sudah sering aku ceritakan, bahwa setelah usahaku di guncang berbagai musibah hingga mengalami kebangkrutan, kehidupan sosial ekonomi ku jadi berubah total, terutama dalam hal ekonomi yang hingga kini masih dalam kondisi sulit dan terpuruk. 

    Aku katakan sulit dan terpuruk disini karena posisiku waktu itu tidak hanya berada di titik nol, tetapi aku bahkan berada di titik minus.

    Artinya, meskipun sudah gulung tikar dan kehilangan hampir seluruh aset-aset usaha maupun aset pribadi yang berharga, tetapi aku masih memiliki sejumlah tanggung jawab yang harus aku selesaikan terkait persoalan hutang-hutang usahaku yang masih tersisa waktu itu. 

    Sehingga seringkali aku tidak tahu harus berbuat apa dan mulai dari mana untuk bisa bangkit dari kesulitan dan keterpurukan ekonomi yang kami alami.

    Dalam kondisi seperti itu, aku dan anak-anakku masih berusaha untuk tetap terlihat tegar, seolah semua masih baik-baik saja.

    Meskipun sebenarnya ekonomi sedang terpuruk dan jiwa ini sedang tidak baik-baik saja, tetapi aku gak mau terlihat lemah secara fisik apalagi secara mental di hadapan siapapun.

    Tidak ada acara stress atau depresi hingga harus mengurung diri di kamar, tidak ada drama dan air mata untuk meratapi atau menangisi keadaan hingga terlintas untuk mengakhiri hidup dengan tali jemuran atau minum cairan pembasmi serangga :) Itu semua sama sekali tidak ada dalam benakku ketika musibah demi musibah datang menerjang dan ujian demi ujian bertubi-tubi datang menghampiri.

    Namun sebaliknya, aku sadar bahwa aku telah gagal dan terjatuh, aku harus berusaha untuk segera bangkit dan berdiri bahkan ingin segera berlari mengejar apa yang sudah tertinggal. Agar kehidupanku terutama dari segi ekonomi bisa segera berjalan dengan normal. 

    Normal yang aku maksudkan disini adalah meskipun tidak bisa pulih seperti semula,  seperti ketika ekonomi ku masih berjaya, tetapi aku berharap setidaknya masib bisa hidup seperti orang-orang pada umumnya, tidak terlalu miskin juga tidak terlalu kaya.

    Artinya semua kebutuhan pokok kami sebagai makhluk hidup di dunia ini, yakni terutama kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bisa kami penuhi secara mandiri tanpa harus menjadi beban bagi keluarga maupun orang lain.

    Aku ingin kembali bangkit, lalu sukses membangun usaha dan hidup mapan secara finansial

    Untuk mewujudkan impian dan harapanku itu, berbagai cara sudah aku lakukan, berbagai usaha juga sudah aku coba.Hingga kadang aku tidak terlalu mempedulikan apa kata orang yang seringkali mencibir bahkan merendahkan.

    Tetapi seiring berjalannya waktu...keadaan juga seringkali tidak menguntungkan buat aku dan kedua buah hatiku. Berbagai usaha yang aku lakukan sebagai upayaku untuk bangkit dan memulihkan keadaan, seringkali malah berbuah kegagalan .

    Tentu sebagai manusia biasa aku merasa sedih, kecewa, lelah dan jengah, ketika harapan demi harapan tak kunjung menjadi kenyataan.Akhirnya, seperti biasa untuk menumpahkan kekesalan, kesedihan dan kekecewaan ku, aku mengungkapkannya melalui tulisan, salah satunya ya menulis beberapa bait sajak di atas.

    5 (lima) tahun kini sudah berlalu sejak peristiwa kebangkrutan itu, roda kehidupan masih terus berputar dan berjalan, hari berganti waktu pun berlalu, aku merasa sendiri dikejar waktu, dituntut oleh amanah dan tanggung jawabku sebagai satu-satunya orang tua buat kedua buah hatiku. 

    Selama dalam perjalanan meraih semua impian-impianku, nyaris tidak ada keinginan untuk berhenti atau rehat barang sejenak sekedar untuk mengambil jeda, atau sekedar ingin menghela nafas untuk meredam pikiran dan perasaan cemas. Aku benar-benar berusaha keras agar bisa segera membuktikan pada mereka, pada kedua buah hatiku bahwa aku mampu.

    Aku sudah persiapkan berbagai rencana dengan sematang-matangnya, dan menyusun beberapa target atau goal yang ingin aku capai dalam beberapa periode waktu tertentu. Sambil tak lupa untuk terus menguji dan mengasah kemampuanku.

    Tapi ternyata tidak semua target dan rencana-rencana yang sudah aku persiapkan tadi berjalan sesuai rencana atau bisa terwujud sesuai target, bahkan sering tidak sesuai dengan kenyataan, artinya aku masih harus mengalami kegagalan dan kegagalan.

    Ya...manusia memang hanya bisa berusaha dan berdoa, hanya bisa berharap. 

    Meskipun biasanya musim penghujan diprediksi datang sekitar bulan Oktober atau bulan November, di bulan-bulan tersebut seharusnya sudah mulai turun hujan lalu bersiap-siap memanen benih-benih harapan yang sudah kita tanam beberapa bulan sebelumnya. 

    Tapi nyatanya November datang masih dengan cuaca yang sangat panas dan gerah, hingga dimana-mana yang terdengar hanya keluh berjuta kesah, tentang benih-benih harapan yang tak berbuah bahkan ada yang harus mati dan musnah.

    Begitu juga dengan apa yang aku alami, hingga tiba di penghujung tahun seperti bulan November ini, seharusnya aku sudah bisa mewujudkan beberapa mimpi yang menjadi resolusi ku di awal tahun ini. Tapi nyatanya hingga hari ini, bulan sudah berganti, aku masih belum bisa meraih mimpi, hanya sekedar bisa bertahan hidup daripada mati, hingga terkadang jiwa ini terasa sangat penat dan sekarat karena terus memaksakan langkah yang kadang tersendat, seolah hanya jalan di tempat.

    Jujur ada rasa jengah dan lelah dalam diri ini, karena berbagai target dan tujuan masih belum atau tidak tercapai sesuai dengan impian dan harapan.

    Meski November datang tanpa gerimis atau hujan, tugas kita adalah tetap menjalani, menikmati dan men syukuri nya.Meski ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan, tugas kita adalah tetap menerima bahwa inilah yang terbaik yang Tuhan berikan untuk kita.

    Hari ini mungkin Tuhan ijinkan kita masih menikmati kegagalan demi kegagalan, bukan karena kita tidak mampu atau tidak berusaha, tetapi seringkali apa yang kita rencanakan bukanlah bagian dari rancangan Tuhan. Tak perlu menyesali atau menangisi, tugas kita adalah menerimanya dan terus belajar dari kegagalan serta tidak berhenti untuk terus mencoba.

    Dan yang terpenting apapun hasilnya, tetaplah untuk menerima kenyataan dan berdamai dengan diri sendiri, berdamai juga dengan keadaan.

    Bukan salah kita jika November datang tanpa hujan, karena cuaca memang sering tidak menentu, dan itu semua adalah ketentuan Tuhan semesta alam

    Begitu lah kira-kira makna sajak "November without Rain" di atas.

    (artikel update 1 November 2023)


     




    Posting Komentar