3-latest-65px

Belajar dari Vonis Ringan Baradha Richard Elieser: Kejujuran Itu Mahal

Daftar Isi [Tampil]

    belajar dari vonis ringan yang dijatuhkan hakim kepada bharada e, bahwa kejujuran dan ketulusan itu layak dibayar mahal



    Diari Gunarti_Bicara tentang kejujuran dan ketulusan, seringkali membuatku merasa lelah, bahkan cenderung skeptis. Kejujuran dan ketulusan, adalah dua hal yang selama ini selalu aku jadikan prinsip dalam menjalani hidup ini, tetapi dua hal itulah yang justru seringkali membawaku pada posisi yang tidak menguntungkan, hingga aku merasa, kehidupanku yang sulit hingga hari ini adalah dampak dari kedua hal tersebut. 

    Bayangkan saja bagaimana tidak lelah, ketika selama menjalani hidup ini, aku sudah berusaha untuk menjadi orang baik, selalu bersikap jujur dan tulus kepada semua orang, tetapi masih saja sering ketiban sial atau apes, sering tidak dihargai, sering dikhianati, bahkan sering direndahkan dan diremehkan banyak orang.

    Seperti yang aku sampaikan di atas, sikap jujur dan tulus yang aku pegang selama ini tidak membawaku pada keberuntungan, tetapi justru sebaliknya. 

    Sehingga itulah yang membuat ku juga merasa sangat lelah, rasanya percuma saja aku mati-matian bersikap jujur dan tulus kepada semua orang, toh tetap saja hal-hal buruk dalam hidup ini masih saja sering menimpaku.

    Bagaimana mungkin usaha yang aku bangun dengan susah payah, jatuh bangun, bermodalkan kejujuran, akhirnya bisa bangkrut dan gulung tikar, hingga membuatku terpuruk dan jatuh dalam kemiskinan. 

    Padahal, selama menjalankan dan mengembangkan usaha, aku selalu berusaha melayani pelanggan dengan tulus dan jujur, setiap hari selalu aku awali dengan doa dan niat yang tulus, tujuanku membangun usaha ini benar-benar untuk mencari makan dan berbagi dengan orang lain, belum pernah sekalipun pergi ke tempat-tempat pemujaan dengan bukan niat untuk berbuat curang, seperti pergi ke dukun untuk mencari penglaris atau pesugihan, apa yang menjadi hak-hak karyawanku selalu aku berikan sesuai dengan aturan bahkan aku sering memberikan lebih, tanpa pernah sedikitpun mengambil atau mencuri apa yang menjadi hak-hak mereka.

    Tetapi justru akulah yang sering dicurangi dan dikhianati. Entah itu dalam bentuk persaingan usaha, maupun dalam bentuk memanfaatkan kejujuran dan ketulusan ku demi untuk mengambil satu keuntungan dari usahaku (penipuan).

    Dalam kehidupan sehari, aku juga selalu berusaha menjaga sikap dan tutur kata, aku selalu berusaha adil kepada siapapun tanpa pandang bulu, tua muda, anak-anak maupun orang tua, orang miskin maupun orang kaya, semuanya aku perlakukan sama.

    Tapi toh masih saja kegagalan dan kehinaan yang sering aku terima, bahkan sering kehilangan banyak sekali kesempatan dan kepercayaan, hingga menyebabkan kondisiku semakin hari semakin terpuruk secara ekonomi dan mental.

    Dan yang lebih membuatku lelah sekaligus miris adalah, ketika aku sering menyaksikan orang-orang yang sering berlaku tidak adil dan curang,  malahan bisa hidup senang dan tenang, semuanya nampak berjalan mudah dan tidak banyak persoalan, usaha dan pekerjaan nya nampak semakin sukses dan berjaya, bahkan mereka masih nampak bahagia dan baik-baik saja, keberuntungan dan kebaikan seolah begitu mudah datang menghampiri mereka.

    Dalam jengah dan lelah, seringkali aku mereneung dan bertanya dengan diri ku sendiri, apakah dunia ini benar-benar adil? Apakah Tuhan benar-benar berada di pihak orang yang benar, jujur dan tulus? :'(

    Begitu juga mungkin yang terlintas dalam benak Bharada E, ketika dia ditetapkan sebagai tersangka dan dijatuhi vonis 12 tahun penjara. Padahal Bharada E hanyalah seorang ajudan yang berusaha menjalankan perintah atasan tanpa tahu alasan yang jelas dari perintah tersebut. 

    Karena peristiwa tersebut, mungkin Bharada E juga pernah meratap dan merenungi nasib nya, hingga bertanya dengan dirinya sendiri, mengapa kejujuran dan ketulusan nya mengabdi sebagai ajudan justru membawa nya pada masalah besar, dimana kejujuran dan ketulusannya justru telah dimanfaatkan oleh senior dan pipimpinannya sendiri, yakni Injen Ferdy Sambo, untuk menghabisi nyawa rekan kerjanya yang juga merupakan sosok yang baik, yang sudah dia anggap seperti saudara dan Abangnya sendiri.

    Begitu juga dengan pihak keluarga korban Almarhum Brigadir J, mungkin pernah merasa bahwa apa yang terjadi pada Almarhum seolah tidak adil, mengapa anaknya yang begitu baik, jujur dan tulus pada semua orang, malah harus mengalami nasib yang tragis dengan menjadi korban pembunuhan berencana yang sangat keji, dan dilakukan oleh atasan nya sendiri.

    Dan mungkin, diantara kalian juga pernah mengalami serta menanyakan hal yang sama, mengapa seringkali kejujuran dan ketulusan kita tidak dihargai , malah justru membuat kita berada di situasi yang kurang beruntung atau sial?

    Sebelum kita lanjutkan bicara panjang lebar tentang kejujuran dan ketulusan, dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang pernah atau bahkan sering terlintas di benak kita tadi, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan kejujuran dan ketulusan itu.

    Apa sih yang dimaksud dengan kejujuran dan ketulusan itu?

    Kejujuran dan ketulusan adalah sebuah karakter atau sifat dari seseorang yang selalu berkata benar atau dengan kata lain tidak berbohong., apa adanya, dan tidak dibuat-buat.

    Kejujuran dan ketulusan ini mencakup integritas atau perilaku seseorang yang bersikap adil dan tulus dalam berbicara maupun bertindak.

    Orang yang jujur akan selalu berpegang pada nilai-nilai etika dan moral yang benar, seperti tidak melakukan penipuan, kebohongan, atau kecurangan sepanjang hidup nya.

    Kejujuran dan ketulusan adalah kunci atau modal utama dalam membangun sebuah hubungan yang kuat dan saling percaya, baik hubungan personal antar individu maupun hubungan dengan sekelompok orang dalam konteks bisnis dan politik.


    Lalu, Bagaimana ciri-ciri orang yang jujur dan tulus itu ?

    Mungkin tidak ada yang bisa memastikan ciri-ciri atau tanda-tanda orang jujur dan tulus secara fisik. Namun, seperti kita lihat selama di persidangan, bagaimana Bharada E selalu memberi keterangan dengan jujur, dari sorot mata nya maupun gesture tubuh nya yang tidak dibuat-buat, nada suara dan cara bicara yang tegas dan tidak berbelit-belit.

    Dari setiap keterangan yang disampaikan di persidangan kita juga bisa menyimpulkan, bahwa ketika menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bawahan atau ajudan, Bharada E adalah sosok yang jujur, tulus, rendah hati dan berani bertanggung jawab.

    Jadi secara umum, orang-orang jujur dan tulus itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :.

    • Dapat dipercaya: Orang yang jujur dan tulus dianggap sebagai orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan dalam berbagai situasi.
    • Tidak berpura-pura: Orang yang jujur dan tulus tidak berpura-pura dan selalu bersikap apa adanya, dari cara dia bicara, sorot mata nya maupun gesture tubuh nya tidak berusaha dibuat-buat.
    • Selalu menepati janji: Orang yang jujur dan tulus selalu menepati janji nya.
    • Selalu menunjukkan rasa hormat kepada siapapun : Orang yang jujur dan tulus selalu menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain dan selalu memperlakukan orang lain dengan sikap yang sama, tidak peduli siapa mereka.
    • Selalu jujur dalam memberikan kritik dan masukan: Orang yang jujur dan tulus selalu jujur dalam memberikan kritik dan masukan, dan tidak akan menyakiti perasaan orang lain dengan kata-kata yang tidak perlu.
    • Selalu menghormati privasi orang lain: Orang yang jujur dan tulus selalu menghormati privasi orang lain dan tidak akan mudah mengungkapkan rahasia yang diberikan kepada mereka.


    Lantas, apa untung nya menjadi orang yang jujur dan tulus itu?

    Sebenarnya, menjadi orang yang jujur dan tulus itu memiliki banyak keuntungan lho, diantaranya:

    • Modal untuk membangun kepercayaan: Kejujuran dapat membantu seseorang untuk membangun kepercayaan dengan orang lain, baik dalam hubungan pribadi maupun karir atau pekerjaan.
    • Membuat semua urusan menjadi lebih mudah: Kejujuran dapat membuat hidup kita lebih mudah dan tenang, karena tidak perlu mengkhawatirkan tentang kebohongan yang tidak dilakukan dan tidak perlu bersusah payah membuat alibi.
    • Menjadi pribadi yang lebih baik: Kejujuran dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik karena tidak dihantui oleh perasaan bersalah, sehingga bisa hidup dengan tenang .
    • Membuat kesan yang baik: Orang yang jujur akan dianggap sebagai pribadi yang dapat dipercaya dan dihormati, membuat kesan yang baik di mata orang lain.
    • Menghindari masalah: Kejujuran dapat membantu seseorang untuk menghindari berbagai masalah yang mungkin timbul dari kebohongan atau penyembunyian informasi.


    Tetapi, mengapa seringkali orang jujur itu kurang beruntung ?

    Bicara tentang Keberuntungan adalah sesuatu yang kompleks dan tidak selalu dapat dijelaskan atau diprediksi dengan pasti bentuk dari keberuntungan dimaksud. Tetapi ada kalanya orang yang jujur dan tulus tidak selalu beruntung atau dengan kata lain sering kena sial atau apes, itu bisa jadi karena beberapa faktor, seperti :

    • Belum menemukan lingkungan dan koneksi yang tepat.Lingkungan dan koneksi merupakan sebuah lingkaran (circle) yang paling mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup kita. Jika kita berada dilingkaran orang-orang yang tepat, yang mempunyai etika dan prinsip yang sama dengan kita, disitulah keberadaan kita akan ada artinya, disitulah kejujuran dan ketulusan kita akan dhargai dengan cara yang benar.
    • Tidak terhubung dengan orang-orang yang tepat. Hampir sama dengan poin di atas, artinya ini lebih khusus lagi, jika kita bisa terhubung dan menemukan koneksi dengan orang-orang yang tepat, tentu akan membuat kita lebih mudah diterima, dan dipahami.
    • Sifat jujur dan tulus itu dianggap suatu kelemahan. Kejujuran dan ketulusan yang seharusnya menjadi modal dan aset yang berharga, tapi bagi sebagian orang justru dianggap suatu kelemahan, yang membuat kita sering merasa tidak berdaya, sehingga mudah di manfaatkan oleh mereka yang tidak punya prinsip yang sama dengan kita, demi mendapatkan keuntungan diri mereka sendiri, disinilah hal-hal buruk itu mulai terjadi, kita mudah disakiti, mudah dikhianati, direndahkan dan sebagainya.
    • Sifat jujur dan tulus kita juga dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan. Bagi mereka yang tidak sepaham dengan kita, memiliki sifat jujur dan tulus itu justru dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan, beberapa orang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi atau pekerjaan akan merasa terancam dengan keberadaan kita, sikap kita yang apa adanya, jujur dan tidak dibuat-buat akan memunculkan perasaan resah, gelisah, dan kekuatiran yang berlebihan, sehingga inilah yang membuat kita akhirnya diasingkan. Tentu sedih juga donk..., kenapa kita yang berusaha selalu jujur malah di jauhi dan diasingkan?
    Oleh karena itu,penting sekali bagi kalian untuk berusaha keluar dari zona toxic tersebut dan menemukan lingkungan yang sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai yang selama ini kita pegang.


    Lalu...,seperti apa lingkungan (circle) yang baik dan tepat untuk orang-orang jujur dan tulus itu?

    Orang-orang yang jujur dan tulus harus peka dan jeli untuk menemukan lingkungan atau koneksi yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan mereka, yakni lingkungan yang baik, dan menghindari lingkungan (circle) yang toxic, seperti:

    • Komunitas profesional atau lingkungan kerja: carilah dan temukan komunitas profesional atau tempat kerja yang dihormati dan diakui serta memiliki standar etika yang tinggi.
    • Organisasi non-profit (nirlaba) : Mencari organisasi non-profit (nirlaba) yang berfokus pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya berfokus untuk mencari keuntungan semata.
    • Kelompok-kelompok diskusi: carilah kelompok diskusi yang membahas topik-topik yang sesuai dengan nilai-nilai Anda.
    • Teman-teman: Carilah teman-teman yang sepaham dengan kita, yakni teman yang setia, jujur, tulus, dan loyal sehingga diharapkan bisa menerima Anda seperti Anda menerima mereka.
    • Mentor: carilah mentor yang dapat memberikan dukungan, nasihat, dan arahan yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan hidup yang berkualitas.

    Kesimpulan

    Kejujuran, ketulusan dan keberuntungan merupakan hubungan sebab akibat yang seringkali sulit untuk kita pahami dengan logika atu nalar kita, artinya kita mungkin selalu berharap bahwa nilai-nilai kejujuran dan ketulusan yang kita pegang akan menjadi aset atau modal untuk mencapai keberhasilan, kesuksesan dan kehidupan yang lebih baik. Tetapi mengapa seringkali yang kita dapatkan adalah sebaliknya. Apa yang salah?

    Kejujuran dan ketulusan adalah nilai-nilai yang pisitif yang seharusnya tetap kita pertahankan, dan  seharusnya tidak ada yang salah dengan nilai-nilai tersebut, justru menjadi sebuah kekuatan dan aset yang berharga dalam diri kita, bukan menjadi kelemahan dan kekurangan, yang membuat kita merasa lemah, tidak berdaya sehingga mudah sekali dimanfaatkan. Hal ini mungkin saja terjadi karena kita memilih tempat yang salah, teman yang salah, dengan kata lain lingkungan yang salah.

    Inilah pentingnya menemukan lingkungan dan orang-orang yang tepat, yang memiliki prinsip dan nilai-nilai yang sama dengan kita, tujuannya tentu untuk melindungi diri kita dari hal-hal yang tidak baik yang kita anggap sebagai sesuatu yang sangat tidak menguntungkan di pihak kita.

    Kasus yang dialami oleh Bharada E seharusnya bisa menjadi pelajaran yang berarti.

    Bharada E telah berhasil mencuri simpati para Pengacara, Penasehat hukum, Hakim, Jaksa, bahkan pihak keluarga korban Bigadir J sendiri dengan sikap nya yang jujur, tulus, dan tidak dibuat-buat.Tetapi bagi Ferdy Sambo Cs, justru prinsip yang dipegang oleh Bharada E merupakan sebuah ancaman yang meresahkan bagi mereka.

    Dari sini kita bisa belajar, bahwa kejujuran dan ketulusan Bharada E selama ini akhirnya berbuah manis, itu semua karena dia telah bertemu dengan orang-orang dan lingkungan yang tepat. Begitu juga dengan Ferdy Sambo Cs yang juga telah mendapatkan ganjarannya karena tidak menghargai dan memegang nilai-nilai yang positif tadi.

    Jadi...,Tetaplah semangat menebar kebaikan, jangan lelah bersikap jujur dan tulus di hadapan semua orang.

    Temukan orang-orang dan lingkungan yang baik, yang bisa menghargai nilai-nilai dan prinsip kejujuran dan ketulusan.

    Think positive, be joyous, cheers...


    Posting Komentar